KEWAJIBAN
MENUNTUT ILMU
Orang yang sangat rugi dihari kiamat
ialah orang yang sewaktu didunia memungkinkan
untuk menuntut ilmu lalu dia tidak mau menuntut Ilmu
dan seorang yang mengajarkan ilmu lalu orang yang
diajari mendapatkan manfaat dari ilmunya sedangkan
dirinya sendiri tidak
ukhtii wa akhii....
Hampir
semua orang mengerti dan mengetahui penting dan perlunya mencari ilmu. sekalipun
hanya secara gambaran, tidak secara
mendetail, terutama umat islam yang diwajibkan dalam agamnya untuk menuntut
ilmu tiada terbatas, selama ilmu itu membawa kebaikan dalam hidupnya. Wahyu
pertama dari Al Qur'an turun dengan perintah- Nya : yang artinya : Bacalah !!
Islam
mewajibkan mencari ilmu , ilmu
pengetahuan apa saja yang membawa kebaikan dan berguna bagi manusia dalam kehidupannya di dunia, selama tidak bertentangan dan merusak aqidah
Islamiyah,
Rasulullah bersabda : "Carilah ilmu pengetahuan sekalipun
adanya di negeri Cina,
bahwasanya mencari ilmu itu wajib bagi semua pemeluk Islam ".
Maka
dengan dasar hadits tersebut , sangatlah jelas bagi kita bahwa ilmu yang
dimaksud bukan hanya ilmu tentang agama saja, tetapi segala ilmu pengetahuan
yang tidak berbahaya. dan ketika itu jika yang dimaksud ilmu agama, sudah dapat
dipastikan Jazirah Arab dan sekitarnya adalah sumbernya dari Rasululah saw.
Namun apa sebabnya Nabi menyuruh pergi ketanah cina ?
Hal
ini menunjukkan bahwa
ilmu dimaksud adalah ilmu pengetahuan umum dan kebetulan waktu itu negeri cina
telah mengalami kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Wahyu
pertama "Bacalah dengan nama Tuhanmu" ini menunjukkan adanya kelas
atau tingkatan bagi manusia dalam mengenal Tuhan hanya nama dan sifat-Nya saja,
untuk menguatkan kepercayaannya belu punya dasar yang kuat. Golongan
orang-orang semacam ini tidak sedikit jumlahnya di negeri kita bahwa hampir
menduduki tingkat tertinggi (hasil-hasil mereka lebih mudah disebut dengan
penganut agama secara tradisi atau keturunan ).
Orang yang
mempunyai ilmu mendapat kehormatan di sisi Allah dan Rasul-Nya. Banyak ayat Al - quran yang mengarah agar
umatnya mau menuntut ilmu.
seperti yang
terdapat dalam Qs Al Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s.
al-Mujadalah : 11)
Dari Abdullah
bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :”Janganlah ingin seperti orang
lain, kecuali seperti dua orang ini. pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia
membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al - Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarnya kepada orang lain (HR Bukhari)
Hadits di atas
mengandung pokok materi yaitu seorang muslim harus merasa iri dalam beberapa
hal. Memang iri atau perbuatan hasud adalah perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam,
tetapi ada dua hasud yang harus ada pada diri seorang muslim, yaitu pertama menginginkan
banyak harta dan harta itu dibelanjakan di jalan Allah seperti dengan berinfaq, shadaqah dan lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk
berbuat dosa dan maksiat kepada Allah, kedua menginginkan ilmu seperti yang dimiliki orang lain, kemudian ilmu
itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, juga diajarkan kepada orang lain dengan ikhlash.
KAITAN ANTARA ILMU, AMAL DAN IKHLAS
Terkait
dengan Ilmu, amal dan Ikhlas ketiga-tiganya tidak bisa dipisah-pisahkan jika
kita ingin diterima oleh Allah, sebab Islam agama yang ajarannya bukan sekedar
pengertian atau teori pelaksanaan dan penerapan dalam hidup dan kehidupan
sehari-hari disertai dengan keikhlasan niat.
Islam
jika diambilkan dari kata-kata " Sallama " berarti menyerahkan diri
atau memelihara. Menyerahkan diri dengan atau memelihara. Menyerahkan diri
dengan segala ketulusan hati dan taat lahir batin terhadap dzat yang menciptakan.
Firman Allah: " Tidaklah mereka diperintahkan, kecuali hanya menyembah
kepada Allah, mengikhlaskan semata hanya untuk -Nya agama sempurnanya, dan
mendirikan shalat serta mengeluarkan zakat itulah Islam agama tegak kokoh
".( Al Bayyinah 5)
Dengan
ayat tersebut diatas jelaslah bahwa seorang Muslim harus mengetahui tugas
kewajibannya yaitu mengabdi kepada Tuhannya, hal ini ia disebut telah berilmu.
Kemudian
jika melaksanakan tugas kewajibannya sebagai seorang Muslim, maka ia disebut orang
yang mengamalkan ilmunya, dan akhirnya agar dalam melaksanakan tugas kewajiban
diterima oleh Allah, maka setiap muslim dituntut keikhlasandidalam niatnya
tanpa pamrih atau apapun, semata hanya karena mengaharap keridhaan Allah SWT.
Hadits Rasulullah : " Setiap manusia pasti binasa
kecuali orang yang berilmu, setiap yang berilmu juga binasa kecuali orang yang
mengamalkan ilmunya, setiap pengamal ilmupun rusak binasa kecuali orang yang
ikhlas niatnya ". ( Al Hadits)
Sesudah
kita mengetahui hubungan ilmu, amal dan ikhlas faktor pertama yang harus
dimiliki adalah keikhlasan, sebab ikhlas sebagai penentu amal diterima atau
tidaknya, untuk itu setiap muslim wajib memiliki keikhlasan dalam beramal, jika
tidak maka jangan harap tegar terlaksana ajaran Islam dengan terhormat serta
disegani bagi pemeluknya.
0 komentar:
Posting Komentar