Rabu, 05 Maret 2014

"KEWAJIBAN MENCARI ILMU DUNIA DAN AKHIRAT"


KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU





Orang yang sangat rugi dihari kiamat
ialah orang yang sewaktu didunia memungkinkan
untuk menuntut ilmu lalu dia tidak mau menuntut Ilmu
dan seorang yang mengajarkan ilmu lalu orang yang
diajari mendapatkan manfaat dari ilmunya sedangkan dirinya sendiri tidak
melaksanakan


 ukhtii wa akhii....
Hampir semua orang mengerti dan mengetahui penting dan perlunya mencari ilmu. sekalipun hanya secara gambaran,  tidak secara mendetail, terutama umat islam yang diwajibkan dalam agamnya untuk menuntut ilmu tiada terbatas, selama ilmu itu membawa kebaikan dalam hidupnya. Wahyu pertama dari Al Qur'an turun dengan perintah- Nya : yang artinya : Bacalah !!
Islam mewajibkan mencari ilmu ,  ilmu pengetahuan apa saja yang membawa kebaikan dan berguna bagi manusia dalam kehidupannya di dunia, selama tidak bertentangan dan merusak aqidah Islamiyah, 

Rasulullah bersabda : "Carilah ilmu pengetahuan sekalipun adanya di negeri Cina, bahwasanya mencari ilmu itu wajib bagi semua pemeluk Islam ".

Maka dengan dasar hadits tersebut , sangatlah jelas bagi kita bahwa ilmu yang dimaksud bukan hanya ilmu tentang agama saja, tetapi segala ilmu pengetahuan yang tidak berbahaya. dan ketika itu jika yang dimaksud ilmu agama, sudah dapat dipastikan Jazirah Arab dan sekitarnya adalah sumbernya dari Rasululah saw. Namun apa sebabnya Nabi menyuruh pergi ketanah cina ?

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu dimaksud adalah ilmu pengetahuan umum dan kebetulan waktu itu negeri cina telah mengalami kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Wahyu pertama "Bacalah dengan nama Tuhanmu" ini menunjukkan adanya kelas atau tingkatan bagi manusia dalam mengenal Tuhan hanya nama dan sifat-Nya saja, untuk menguatkan kepercayaannya belu punya dasar yang kuat. Golongan orang-orang semacam ini tidak sedikit jumlahnya di negeri kita bahwa hampir menduduki tingkat tertinggi (hasil-hasil mereka lebih mudah disebut dengan penganut agama secara tradisi atau keturunan ).

Orang yang mempunyai ilmu mendapat kehormatan di sisi Allah dan Rasul-Nya. Banyak ayat  Al - quran yang mengarah agar umatnya mau menuntut ilmu.
seperti yang terdapat dalam Qs Al Mujadalah ayat 11:

 يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ

Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al - Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarnya kepada orang lain (HR Bukhari)
Hadits di atas mengandung pokok materi yaitu seorang muslim harus merasa iri dalam beberapa hal. Memang iri atau perbuatan hasud adalah perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada dua hasud yang harus ada pada diri seorang muslim, yaitu pertama menginginkan banyak harta dan harta itu dibelanjakan di jalan Allah seperti dengan berinfaq, shadaqah dan lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk berbuat dosa dan maksiat kepada Allah, kedua menginginkan ilmu seperti yang dimiliki orang lain, kemudian ilmu itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, juga diajarkan kepada orang lain dengan ikhlash.

KAITAN ANTARA ILMU, AMAL DAN IKHLAS

Terkait dengan Ilmu, amal dan Ikhlas ketiga-tiganya tidak bisa dipisah-pisahkan jika kita ingin diterima oleh Allah, sebab Islam agama yang ajarannya bukan sekedar pengertian atau teori pelaksanaan dan penerapan dalam hidup dan kehidupan sehari-hari disertai dengan keikhlasan niat.
Islam jika diambilkan dari kata-kata " Sallama " berarti menyerahkan diri atau memelihara. Menyerahkan diri dengan atau memelihara. Menyerahkan diri dengan segala ketulusan hati dan taat lahir batin terhadap dzat yang menciptakan. 

Firman Allah: " Tidaklah mereka diperintahkan, kecuali hanya menyembah kepada Allah, mengikhlaskan semata hanya untuk -Nya agama sempurnanya, dan mendirikan shalat serta mengeluarkan zakat itulah Islam agama tegak kokoh ".( Al Bayyinah 5)

Dengan ayat tersebut diatas jelaslah bahwa seorang Muslim harus mengetahui tugas kewajibannya yaitu mengabdi kepada Tuhannya, hal ini ia disebut telah berilmu.
Kemudian jika melaksanakan tugas kewajibannya sebagai seorang Muslim, maka ia disebut orang yang mengamalkan ilmunya, dan akhirnya agar dalam melaksanakan tugas kewajiban diterima oleh Allah, maka setiap muslim dituntut keikhlasandidalam niatnya tanpa pamrih atau apapun, semata hanya karena mengaharap keridhaan Allah SWT.
Islam berarti memelihara diri dari segala bencana atau kebinasaan, baik kebinasaan didunia atau diakhirat nanti. Oleh karena itu manusia yang belum Islam, berarti belum sanggup memelihara diri dari kebinasaan dan penderitaan, sebab ia belum mengerti hakekat hidupnya atau lazim disebut berilmu dan belum pula melaksanakan tugas kewajibannya sebagai makhluk Tuhan (tugas kemanusiannya), yaitu mengabdi kepada dzat yang menciptakannya dan belum pula melaksanakan tugas kewajibannya sebagai makhluk Tuhan ( tugas kemanusiannya), yaitu mengabdi kepada dzat yang menciptakannya dan menciptakan segala sesuatu yang wujud dialam semesta ini.

Hadits Rasulullah : " Setiap manusia pasti binasa kecuali orang yang berilmu, setiap yang berilmu juga binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya, setiap pengamal ilmupun rusak binasa kecuali orang yang ikhlas niatnya ". ( Al Hadits)

Sesudah kita mengetahui hubungan ilmu, amal dan ikhlas faktor pertama yang harus dimiliki adalah keikhlasan, sebab ikhlas sebagai penentu amal diterima atau tidaknya, untuk itu setiap muslim wajib memiliki keikhlasan dalam beramal, jika tidak maka jangan harap tegar terlaksana ajaran Islam dengan terhormat serta disegani bagi pemeluknya.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed by Liza Burhan